Kami agak sedikit menduga, bahwa itu propaganda untuk mengangkat daya tarik S Lutena. Dalam bahasa lainnya, “ada pembohongan publik”. Namun kami juga berfikir, apa mungkin Jepang melakukan ketidakjujuran terhadap warga dunia hanya untuk merebut pangsa pasar produk suplemen? File itu dikirim via email, dipublikasi via online, dan tentu dibaca oleh masyarakat global.
Padahal, hampir semua negara dan hampir semua orang di dunia ini, mengakui kedisiplinan dan kejujuran bangsa Jepang. Mereka percaya dengan produk-produk Jepang karena berkualitas dan menggunakan teknologi tinggi.
Tetapi ketika kesaksian penderita kanker bermunculan dan hari demi hari terus bertambah datang dari berbagai kota di Indonesia, maka kami yakin sekali jika produk ini memang MANJUR BAGI PENDERITA PENYAKIT KANKER. Salah satu buktinya adalah kesaksian penderita kanker STADIUM 4 yang disampaikan Ibu Nia Daryani dan Ibu Sri Giarti pada tanggal 17 Mei 2011 yang lalu di Wisma BNI 46 Sudirman berikut ini:
“Nama saya Nia dari bekasi. Saya punya teman, kena sakit kanker otak sudah stadium 4, dia lulusan STM usia 24 tahun.
Kanker otak sudah menjalar ke mana-mana. Sudah menyebar ke tulang, di jidat (kening)nya itu muncul benjolan-benjolan. Saya lihat juga, benjolannya tidak seperti daging. Ini semacam tulang menonjol, kalau daging kan ditekan empuk, ini keras. Di kaki pun benjolan seperti tulang sudah mulai menonjol, dan dia sudah buta dan tuli. Memang masih mendengar, tapi harus teriak bicaranya. Biasanya kalau susah mau makan, selama 2 hari sama sekali tidak kemasukan makanan.
Kata dokter, kalau dioperasi, peluangnya 30% berhasil, 70% gagal. Saya bawa ke alternatif yang biasa menangani kanker, pun tiak bersedia menangani, karena sudah stadium akhir.
Akhirnya keluarganya memberi S Lutena. Dia konsumsi dengan dosis bertahap, hingga dosis terakhir: 5 kapsul pagi, 5 kapsul siang, 5 kapsul malam. Setelah habis 1,5 botol, penderita kanker otak ini sudah bisa mulai melihat. Ketika ada 1 butir S Lutena yang jatuh, dia ambil langsung, tanpa meraba-raba. Biasanya orang yang tidak melihat dia harus meraba-raba. Tapi ini langsung ambil, tanpa meraba-raba lagi. Demikian pula yang tadinya sudah hilang ingatan, dia ingat lagi. Dia sudah tahu ini siapa, dan ini siapa. Sambil menunjuk temannya yang datang menjenguk.
Biasanya karena otak sudah terganggu, maka malam jadi siang, siang jadi malam. Kalau malam mengerang kesakitan, mengganggu orang yg lagi tidur. Tetapi setelah 1,5 botol habis, dia sudah tidak merasa kesakita lagi. Sekarang dia bisa malam tidur, siang bangun.
Kemarin sudah ada berita terbaru dari kakaknya, setelah botol ke 3 habis, dibantu dengan minum air Izumio, dia muntah hampir setengah ember. Lendir semua. Tidak ada makanan.
Benjolan-benjolan yang keras seperti tulang itu, sekarang sudah hilang, dan rata. Kakaknya selalu memberi informasi ke saya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar